(UAS_SKI) BUDAYA YANG DI ANUT BANGSA INDONESIA PADA MASA SEKARANG
Name:
Gernanda Che Guevara
Nim: 18019042
UAS
SKI
BUDAYA
YANG DI ANUT BANGSA INDONESIA PADA MASA SEKARANG
A. Pendahuluan
Bangsa Indonesia pernah
mengalami beberapa siklus pergantian pola kehidupan yang di antaranya; masa
kerajaan, masa penjajahan, orde baru hingga reformasi. Pernah di jajah bangsa
asing hingga sekarang di jajah oleh bangsa sendiri.
Penjajahan tersebut
tentu menjadi catatan hitam yang akan selalu menjadi kenangan buruk dalam
sejarah Indonesia. Ada banyak hal buruk yang di tinggal kan oleh penjajahan
yang pernah terjadi pada bangsa Indonesia, yang berdampak pada pola pikir dan
perilaku rakyat Indonesia pada masa sekarang.
Masa orba atau orde
baru yang menggantikan orde lama pun juga di kenal dengan marak nya KKN
(kolusi, korupsi dan nepotisme) yang juga menjadi salah satu sejarah buruk
dalam kehidupan bangsa indonesia.
Penulis membagi
beberapa poin budaya yang di anut oleh bangsa Indonesia pada masa sekarang
seperti; budaya nepotisme, korupsi serta politik adu domba yang banyak di
jumpai pada masyarakat Indonesia pada saat ini.
B. Pembahasan
·
Budaya Nepotisme dan Korupsi
Istilah
nepotisme tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.
Nepotisme seolah menjadi hal yang tak pernah bisa lepas dari kehidupan bangsa
Indonesia bahkan pada masa modern seperti sekarang ini. seolah telah menjadi
budaya yang mendarah daging, nepotisme tentu memberi banyak efek buruk bagi
bangsa Indonesia itu sendiri salah satunya adalah maraknya korupsi. Kebudayaan
seperti itu masih di wariskan hingga sekarang dan mempengaruhi pola pikir
bangsa Indonesia sehingga nepotisme yang di lakukan oleh banyak orang kususnya
penguasa tidak merasa bersalah dalam melakukan nepotisme tersebut. Dengan kata
lain hal tersebut telah menjadi sesuatu yang di anggap biasa dan wajar terjadi.
Negara
Indonesia yang dulu di jajah sekian tahun membuat masyarakat Indonesia sekarang
memiliki gaya hidup cenderung pragmatis dan hedonis. Sikap malas dan ingin
serba instan serta hasrat untuk kemewahan membuat banyak perilaku yang tidak baik
pada bangsa Indonesia, mulai dari yang terkecil yakni ormas hingga ke
pemerintahan. Salah satu contoh kasus yang sangat banyak di jumpai adalah
banyak pejapat atau penguasa yang di pilih
(bukan terpilih) menduduki poisi yang sebenarnya bukan keahliannya atau
bukan pada bidang nya. Mereka di pilih karna memiliki koneksi atau berhubungan
baik dengan orang yang memiliki kekuasaan dan memberi kekuasaan tersebut. Hal
tersebut tentu akan memberikan mindset atau pola pikir di masyarakat bahwa
mereka tidak perlu berusaha atau mereka tidak perlu pintar dan memiliki ke
ahlian untuk bisa sukses, cukup dengan menjilat penguasa bahkan rela menjadi
boneka mereka. Nepotisme melahirkan banyak permasalahan dalam sosial budaya
Indonesia. Ketidak jujuran tersebut menjadi salah satu dasar banyak nya korusi
di Indonesia. Mereka yang berada tidak pada tempat dan keahliannya hanya akan
memikirkan materi. Serta ketidak jujuran dari awal akan melahirkan
kebohongan-kebohongan berikutnya yang di iringi dengan masalah-masalah baru bagi
bangsa Indonesia. Akhirnya timbul suatu kedengkian atau kepicikan dari
oknum-oknum yang membuat masyarakat Indonesia memiliki pola pikir bahwa, di
Indonesia orang jujur akan di musuhi, orang pintar tidak di hargai, yang
membuat hilangnya kepercayaan masyarakat indonesa terhadap bangsa nya sendiri. Hal ini tentu akan sangat
berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat Indonesia dan tentu berdampak pada
keharmonisasian masyarakat Indonesia baik dengan sesama warga negara maupun
pemerintah.
·
Politik adu domba
Satu
hal yang sangat jelas di tinggalkan oleh penjajahan di Indonesia adalah politik
adu domba yang dulu pernah mereka terapkan di Indonesia. Sepertinya hal itu
telah menjadi kebiasaan warga Indonesia yang di wariskan hingga sekarang.
Banyak sekarang kita jumpai ketika ada suatu pemilihan baik dalam hal apapun,
dua belah pihak yang ber oposisi akan saling membenci satu sama lain bahkan
tanpa dasar yang jelas. Hanya dengan berbeda sudut pandang atau pilihan bangsa
Indonesia dengan mudahnya di pecah belah. Kita terbiasa selalu mencari kambing
hitam, mencari orang untuk di salahkan, mencari sasaran untuk di benci, karna
pola pikir bangsa Indonesia adalah; dengan adanya sesuatu yang di jadikan
kambing hitam atau di benci akan menyatukan orang-orang ke dalam satu
pemikiran. Dan yang lebih parahnya, tidak hanya mengadu domba sesama rakyat,
bangsa Indonesia juga selalu bermusuhan dengan pemerintahan mereka. Masyarakat Indonesia selalu tidak pernah
percaya dengan pemerintah. Apapun kebijakan yang keluar meski terkadang itu
baik masyarakat sudah terlebih dahulu pesimis dan akan selalu menentang. Tidak
jarang kita melihat orang-orang turun ber unjuk rasa ke jalan bahkan tanpa
mereka tahu apa yang mereka protes.
Bangsa
Indonesia juga sangat sulit untuk mempercayai bangsa asing. Hal ini merupakan
hal yang wajar mengingat kita banyak memiliki sejarah buruk terhadap bangsa
asing. Comtoh kasus yang sangat kita rasakan sekarang adalah melonjak nya kasus
penyebaran Covid-19 di Indonesia setelah perayaan hari ke agamaan. Saking tidak
percaya dengan bangsa asing banyak warga Indonesia yang bahkan tidak percaya
dengan adanya virus corona tersebut. Hingga vaksin nya pun di anggap hanyalah
kebohongan dan hanya untuk keuntungan beberapa orang saja.masyarakat juga tidak
mengindahakan peraturan yang di berikan oleh pemerintah sehingga kasus covid-19
di Indonesia terus bertambah bahkan sekarang lonjakan kasusnya meledak pesat
sejak awal pandemi.
Pola
berpikir yang sekarang di anut oleh bangsa Indonesia adalah suka berpikiran
pesimis dan terlalu sibuk mencari hal untuk di salahkan. Daripada memikirkan
solusi untuk memecahkan suatu masalah, kebiasaan masyarakat kita lebih
cenderung untuk mencari tau siapa yang berhak untuk di salahkan. Ini merupakan
sikap tidak ingin bertanggung jawab dan membeban kan masalah pada orang
tertentu saja. inilah yang saat ini menjadi ciri khas pola berpikir bangsa
Indonesia.
C. Kesimpulan
Budaya dan pola berpikir masyarakat
Indonesia pada saat ini masih sangat jauh dari kata modern. Dengan kata lain
budaya dan pola berpikir masyarakat Indonesia kebanyakan masih terbilang kuno. Bekas
penjajahan membuat penduduk Indonesia memiliki mental terjajah, yakni suatu
pemikiran yang percaya bahwa mereka lemah dan tidak bisa berkembang. Sejak
zaman kerajaan, penjajahan hingga reformasi korupsi dan nepotisme telah ada di
Indonesia dan masih belum bisa di hilangkan hingga saat ini. Sikap pasif yang
cenderung pasrah akan keadaan membuat bangsa Indonesia sulit untuk berkembang.
Di tambah pemikiran-pemikiran pesimis yang membuat kita selalu sulit untuk
percaya baik terhadap sesame rakyat, pemerintah hingga sulit percaya terhadap
bangsa asing.
Kesimpulan nya, bangsa Indonesia perlu berbenah. Kita
terlalu sibuk memperbaiki infrastruktur hingga lupa membangun pola pikir yang
lebih maju. Untuk dapat mengikuti perkembangan dunia pola pikir kritis perlu di
terapkan di masyarakat Indonesia. Salah satu cara paling mendasarnya adalah
dengan mengoptimalkan sistem pendidikan agar tercipta Indonesia yang lebih baik
kedepannya.
Komentar
Posting Komentar